Friday 29 January 2016

PTK

BAB I
PENDAHULUAN

A.
Latar belakang masalah

           Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi Sumber Daya Manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran. Pendidikan Agama Islam merupakan suatu proses pendidikan yang memamfaatkan aktifitas kognitif yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan dalam rangka memperoleh kemampuan dan keterampilan PAI, kecerdasan, emosional, dan pembentukan watak.   
   
           Sekolah  merupakan lembaga pendidikan yang diharapkan orang tua siswa, supaya anaknya bisa  memahami Mata Pelajaran yang di ajarkan guru di lembaga pendidikan dan mampu untuk melaksanakan ajarannya tersebut dalam kehidupan sehari-hari. PAI adalah salah satu Mata Pelajaran yang dianggap mampu untuk menjadikan sikap dan prilaku peserta didik menjadi idaman orang tuanya yaitu memiliki akhlak yang baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Oleh karena itu, tentunya ini adalah tugas seorang guru PAI. Guru PAI  harus bisa mengajarkan semua materi pembelajarannya kepada peserta didik, sehingga peserta didik  bisa memahami sekaligus materi tersebut dijadikan dasar untuk berprilaku di sekolah maupun di luar sekolah.
          Al-Qur’an adalah kitab yang di turunkan kepada Nabi Muhammad SAW untuk dijadikan pedoman umat manusia dalam mengarungi samudra kehidupannya. Sebagai umat Islam tentunya membaca dan memahami Al-Qur’an merupakan hal pokok supaya kita tidak salah dalam bertindak atau tidak menyimpang ketika beribadah. Lingkungan SMP Negeri 3 bayongbong adalah lingkungan mayoritas Islam, tentunya ini sangat mempengaruhi cara membacal Quran bagi  siswa/siswi di dalam pembelajaran islam. Tapi tidaklah demikian semua bisa, ada juga satu atau dua orang dalam sekelas yang tidak bisa sama sekali membaca Al-Quran.
          Membaca Al-Qur’an tidaklah mudah, karena ada beberapa Ilmu pendukung supa membaca Al Qu’annya baik dan benar. Diantara Ilmu cara membaca Al-Qu’an adalah Ilmu Tajwid dan materi ini ada dalam  Salah satu Standar kompetensi mata pelajaran Pendidikan Agama Islam untuk SMP kelas VIII semester 2. yaitu menjelaskan hukum bacaan Mad dan waqaf. Materi ini sangat penting sekali karena  merupakan ilmu tajwid dalam membaca Al-Quran. Diantara faktor untuk memahami bacaan Mad dan waqaf langkah pertama siswa hafal terhadap pengertian, macam-macam Mad dan waqaf. Tapi tidak demikian, banyak siswa kesulitan dalam memahami macam-macam Mad. Ini dikarenakan macam-macam Mad tersebut banyak dan siswa sulit untuk menghapalnya.
Hal ini dapat dilihat dari hasil evaluasi ulangan harian tentang ilmu tajwid pada semester satu tahun pelajaran 2015/2016 rata-rata nilai yang diperoleh siswa di kelas VIII yang terdiri dari 6 rombel  dapat dilhat dari nilai rata-rata kelas, sebagai berikut :

Tabel 1.1
Nilai PAI Rata-rata Ulangan Harian
SK : Menerapkan hukum bacaan qalqalah, lam dan ra
Kelas VIII / D
Kelas
Rata-rata
VIII A
VIII B
VIII C
VIII D
VIII E
VIII F
74,06
84,33
71,79
62,67
68,03
85,80

Dari tabel di atas dapat diketahui nilai rata-rata mata pelajaran PAI SK  Menerapkan hukum bacaan qalqalah, lam dan ra di kelas VIII D ada pada urutan paling rendah, sedangkan KKM yang hendak dicapai nilainya 75,00. Rendahnya nilai PAI di kelas VIII/D ini menurut pengamatan bahwa siswa kurang minat dan kurang motivasi untuk mempelajari materi Menerapkan hukum bacaan qalqalah, lam dan ra pelajaran PAI.
Berangkat dari kondisi kenyataan di atas peneliti didorong untuk melakukan perbaikan dalam system atau strategi dan metode pembelajaran yang dapat membangkitkan minat dan motivasi siswa untuk mampu belajar PAI. Peneliti sebagai guru PAI di kelas VIII mencoba mengimplementasikan model pembelajaran kooperative learning ( MPCL ) pada mata pelajaran PAI standar kopetensi Menerapkan hukum bacaan Mad dan waqaf. Model pembelajaran kooperative learning (MPCL) merupakan strategi alternatif untuk mencapai tujuan yang antara lain berupaya untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam bekerja sama, berpikir kritis, dan pada saat yang sama meningkatkan prestasi akademiknya,disamping itu pembelajaran kooperative dapat membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit dan pada saat yang bersamaan sangat berguna untuk menumbuhkan kemauan kerja sama dan kemauan membantu teman.
 Metode MPCL beranjak dari dasar pemikiran “getting better together”, yang menekankan pada pemberian kesempatan belajar yang lebih luas dan suasana yang kondusif kepada siswa untuk memperoleh, dan mengembangkan pengetahuan, sikap, nilai, serta keterampilan-keterampilan sosial yang bermamfaat bagi kehidupannya di masyarakat. Melalui MPCL, siswa bukan hanya belajar dan menerima apa yang disajikan oleh guru dalam PBM, melainkan bisa juga belajar dari siswa lainnya, dan sekaligus mempunyai kesempatan untuk membelajarkan siswa yang lain.

A.      Batasan dan Rumusan Masalah
1.    Batasan Masalah  :
Berdasarkan uraian latar belakang  di atas, batasan masalah yang dapat diidentifikasi,  sebagai berikut  :
a.    Sejauh mana kemampuan guru untuk mengimplementasikan model pembelajaran kooperative learning (MPCL) pada mata pelajaran PAI di Kelas VIII/D
b.    Sejauh mana kemampuan guru membantu siswa  untuk meningkatkan prestasi pembelajaran PAI di kelas VIII/D.
c.    Sejauhmana kemampuan implementasi model pembelajaran kooperative learning (MPCL)  dapat meningkatkan prestasi belajar siswa di kelas VIII/D.
2.    Rumusan Masalah  :
Berdasarkan batasan dan indentifikasi masalah penelitian tindakan kelas ini dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan, sebagai berikut : “Sejauh mana upaya guru dalam meningkatkan prestasi belajar siswa melalui implementasi model pembelajaran kooperative learning (MPCL)  pada mata pelajaran PAI kelas VIII/D di SMP Negeri 3 Bayongbong ?”.

B.       Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian tindakan kelas yaitu untuk mengetahui  :
1.      Sejauhmana kemampuan guru dalam  mengimplementasikan model pembelajaran kooperative learning (MPCL) pada mata pelajaran PAI di Kelas VIII/D
2.      Sejauhmana implementasi model pembelajaran kooperative learning (MPCL) dapat meningkatkan prestasi pembelajaran siswa di kelas VIII/D.
3.      Sejauhmana siswa mampu meningkatkan prestasi pembelajaran PAI setelah mengimplementasikan model pembelajaran kooperative learning (MPCL)
4.       Berapa besar peningkatan prestasi siswa pada mata pelajaran PAI setelah mengimplementasikan model pembelajaran kooperative learning (MPCL) .
C.      Manfaat
Manfaat dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, yaitu :
1.      Dapat mengetahui kemampuan guru untuk menentukan strategi dan metode dalam pembelajaran
2.      Dapat mengatahui kemampuan siswa mengikuti proses pembelajaran
3.      Dapat mengetahi metode dan model pembelajaran yang sesuai dengan bahan ajar
4.      Dapat meningkatkan wawasan dan pengetahuan untuk meningkatkan prestasi pembelajaran
5.      Dapat meningkatkan kemampuan sebagai guru professional.




Contoh PTK PAI

No comments:

Post a Comment

TRIBONIZ MPLS SMPN 3 BAYONGBONG