Pendidikan adalah usaha sadar
untuk menumbuhkembangkan potensi Sumber Daya Manusia (SDM) melalui kegiatan
pembelajaran. Pendidikan Agama Islam merupakan
suatu proses pendidikan yang memamfaatkan aktifitas kognitif yang dilakukan
secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan dalam rangka memperoleh
kemampuan dan keterampilan PAI, kecerdasan, emosional, dan pembentukan watak.
Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang diharapkan
orang tua siswa, supaya anaknya bisa
memahami Mata Pelajaran yang di ajarkan guru di lembaga pendidikan dan
mampu untuk melaksanakan ajarannya tersebut dalam kehidupan sehari-hari. PAI
adalah salah satu Mata Pelajaran yang dianggap mampu untuk menjadikan sikap
dan prilaku peserta didik menjadi idaman orang tuanya yaitu memiliki akhlak
yang baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Oleh karena itu,
tentunya ini adalah tugas seorang guru PAI. Guru PAI harus bisa mengajarkan semua materi pembelajarannya
kepada peserta didik, sehingga peserta didik
bisa memahami sekaligus materi tersebut dijadikan dasar untuk
berprilaku di sekolah maupun di luar sekolah.
Al-Qur’an adalah kitab yang di
turunkan kepada Nabi Muhammad SAW untuk dijadikan pedoman umat manusia dalam mengarungi
samudra kehidupannya. Sebagai umat Islam tentunya membaca dan memahami
Al-Qur’an merupakan hal pokok supaya kita tidak salah dalam bertindak atau
tidak menyimpang ketika beribadah. Lingkungan SMP Negeri 3 bayongbong adalah
lingkungan mayoritas Islam, tentunya ini sangat mempengaruhi cara membacal
Quran bagi siswa/siswi di dalam
pembelajaran islam. Tapi tidaklah demikian semua bisa, ada juga satu atau dua
orang dalam sekelas yang tidak bisa sama sekali membaca Al-Quran.
Membaca Al-Qur’an tidaklah mudah,
karena ada beberapa Ilmu pendukung supa membaca Al Qu’annya baik dan benar.
Diantara Ilmu cara membaca Al-Qu’an adalah Ilmu Tajwid dan materi ini ada
dalam Salah satu Standar kompetensi
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam untuk SMP kelas VIII semester 2. yaitu
menjelaskan hukum bacaan Mad dan waqaf. Materi ini sangat penting sekali
karena merupakan ilmu tajwid dalam membaca
Al-Quran. Diantara faktor untuk memahami bacaan Mad dan waqaf langkah pertama
siswa hafal terhadap pengertian, macam-macam Mad dan waqaf. Tapi tidak
demikian, banyak siswa kesulitan dalam memahami macam-macam Mad. Ini
dikarenakan macam-macam Mad tersebut banyak dan siswa sulit untuk
menghapalnya.
Hal ini dapat dilihat dari hasil evaluasi ulangan
harian tentang ilmu tajwid pada semester satu tahun pelajaran 2015/2016
rata-rata nilai yang diperoleh siswa di kelas VIII yang terdiri dari 6
rombel dapat dilhat dari nilai rata-rata kelas, sebagai berikut :
Tabel 1.1
Nilai PAI Rata-rata Ulangan Harian
SK : Menerapkan hukum bacaan qalqalah, lam dan ra
Kelas VIII / D
Kelas
|
Rata-rata
|
VIII
A
VIII
B
VIII
C
VIII
D
VIII
E
VIII
F
|
74,06
84,33
71,79
62,67
68,03
85,80
|
Dari
tabel di atas dapat diketahui nilai rata-rata mata pelajaran PAI SK Menerapkan
hukum bacaan qalqalah, lam dan ra di kelas VIII D ada pada urutan paling
rendah, sedangkan KKM yang hendak dicapai nilainya 75,00. Rendahnya nilai PAI
di kelas VIII/D ini menurut pengamatan bahwa siswa kurang minat dan kurang
motivasi untuk mempelajari materi Menerapkan
hukum bacaan qalqalah, lam dan ra pelajaran PAI.
Berangkat
dari kondisi kenyataan di atas peneliti didorong untuk melakukan perbaikan
dalam system atau strategi dan metode pembelajaran yang dapat membangkitkan
minat dan motivasi siswa untuk mampu belajar PAI. Peneliti sebagai guru PAI
di kelas VIII mencoba mengimplementasikan model pembelajaran kooperative learning
( MPCL ) pada mata pelajaran PAI standar kopetensi Menerapkan hukum bacaan Mad dan
waqaf. Model pembelajaran
kooperative learning (MPCL) merupakan strategi alternatif untuk mencapai
tujuan yang antara lain berupaya untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam
bekerja sama, berpikir kritis, dan pada saat yang sama meningkatkan prestasi
akademiknya,disamping itu pembelajaran kooperative dapat membantu siswa
memahami konsep-konsep yang sulit dan pada saat yang bersamaan sangat berguna
untuk menumbuhkan kemauan kerja sama dan kemauan membantu teman.
Metode MPCL beranjak
dari dasar pemikiran “getting better together”, yang menekankan pada
pemberian kesempatan belajar yang lebih luas dan suasana yang kondusif kepada
siswa untuk memperoleh, dan mengembangkan pengetahuan, sikap, nilai, serta
keterampilan-keterampilan sosial yang bermamfaat bagi kehidupannya di
masyarakat. Melalui MPCL, siswa bukan hanya belajar dan menerima apa yang
disajikan oleh guru dalam PBM, melainkan bisa juga belajar dari siswa
lainnya, dan sekaligus mempunyai kesempatan untuk membelajarkan siswa yang
lain.
A.
Batasan dan Rumusan Masalah
1.
Batasan Masalah :
Berdasarkan uraian latar
belakang di atas, batasan masalah yang
dapat diidentifikasi, sebagai
berikut :
a. Sejauh mana
kemampuan guru untuk mengimplementasikan model pembelajaran kooperative learning (MPCL) pada mata pelajaran PAI
di Kelas VIII/D
b. Sejauh mana
kemampuan guru membantu siswa untuk
meningkatkan prestasi pembelajaran PAI
di kelas VIII/D.
c. Sejauhmana
kemampuan implementasi model pembelajaran kooperative learning (MPCL) dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa di kelas VIII/D.
2.
Rumusan Masalah :
Berdasarkan batasan dan
indentifikasi masalah penelitian tindakan kelas ini dapat dirumuskan dalam
bentuk pertanyaan, sebagai berikut : “Sejauh mana upaya guru dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa melalui implementasi model pembelajaran
kooperative learning
(MPCL) pada
mata pelajaran PAI kelas VIII/D
di SMP Negeri 3 Bayongbong ?”.
B.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian tindakan kelas yaitu untuk mengetahui :
1.
Sejauhmana kemampuan guru dalam
mengimplementasikan model pembelajaran kooperative learning (MPCL) pada mata pelajaran PAI
di Kelas VIII/D
2.
Sejauhmana implementasi model pembelajaran kooperative learning (MPCL) dapat meningkatkan prestasi pembelajaran siswa di kelas VIII/D.
3.
Sejauhmana siswa mampu meningkatkan prestasi pembelajaran PAI
setelah mengimplementasikan model pembelajaran kooperative learning (MPCL)
4.
Berapa besar peningkatan
prestasi siswa pada mata pelajaran PAI
setelah mengimplementasikan model pembelajaran kooperative learning (MPCL) .
C.
Manfaat
Manfaat
dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, yaitu :
1.
Dapat mengetahui kemampuan guru untuk menentukan strategi dan
metode dalam pembelajaran
2.
Dapat mengatahui kemampuan
siswa mengikuti proses pembelajaran
3.
Dapat mengetahi metode dan model pembelajaran yang sesuai dengan
bahan ajar
4.
Dapat meningkatkan wawasan dan pengetahuan untuk meningkatkan
prestasi pembelajaran
5.
Dapat meningkatkan kemampuan sebagai guru professional.
|
No comments:
Post a Comment